Mbah Sadiman tokoh penggerak penghijauan di Wonogiri – Di saat musim kemarau seperti ini, ada beberapa daerah di Indonesia yang kekeringan.
Air bersih tidak bisa didapatkan dengan mudah sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya misalnya saja adalah dengan menempuh perjalanan yang jauh atau bisa juga membelinya.
Salah satu daerah tersebut adalah Wonogiri. Sungai satu-satunya yang menjadi harapan warga Wonogiri saat musim kemarau menjadi kering kerontang.
Namun kekeringan tersebut kini tidak terjadi lagi berkat jasa Mbah Sadiman. Beliau adalah sosok yang berjasa terhadap penghijauan di Wonogiri sehingga berkatnya mata air bisa tersimpan di tanah dengan baik.
Simak kisah Mbah Sadiman tokoh penggerak penghijauan di Wonogiri berikut ini:
Sosok Mbah Sadiman
Mbah Sadiman adalah laki-laki tua berumur 65 tahun tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah. Meski wajahnya sudah terlihat tua dan giginya banyak yang tanggal namun semangatnya tidak kalah dengan anak muda saat ini. Fisiknya pun masih kuat untuk menapaki terjalnya bebatuan gunung dan memikul beban di pundaknya.
Beliau tinggal di rumah dengan luas 9 x 6 meter yang sederhana dengan berlantaikan tanah dan tinggal bersama dengan istrinya. Pekerjaan sehari-hari Mbah Sadiman adalah petani yang menggarap lahan di tumpangsari yang masih menjadi milik Perhutani.
Ketika lahan pertanian belum panen, Mbah Sadiman mengandalkan penghasilan dari menjual rumput untuk pakan ternak yang tumbuh di hutan kemudian dijual ke pasar.
Semangat Melakukan Penghijauan
Jasa Mbah Sadiman yang selalu diingat sampai saat ini adalah penghijauan lahan di Wonogiri. Sudah berpuluh tahun Wonogiri terkena dampak kekeringan terutama saat musim kemarau mencari air sangat sulit.
Oleh sebab itu Mbah Sadiman berinisiatif untuk melakukan penghijauan di desanya. Dedikasinya terhadap lingkungan di sekitarnya sangat tinggi.
Meski sudah berusia lanjut dengan tidak patah semangat beliau melakukan penanaman pohon yang mampu mengikat air sendirian. Pohon yang ditanamnya adalah jenis pohon beringin sebab diyakini pohon beringinlah yang mampu mengikat air tanah dengan baik. Pohon tersebut ditanam di lahan hutan yang mana hutan tersebut sempat gundul akibat kebakaran hutan yang hebat.
Tindakan penghijauan tersebut dilakoninya sejak tahun 1990-an. Hutan yang ditanami oleh Mbah Sadiman adalah milik Perhutani, namun dia sudah memiliki izin untuk menanami lahan tersebut. Tidak hanya menanam saja namun juga merawat pohon tersebut sampai besar.
Lahan hutan yang sudah ditanami Mbah Sadiman seluas 100 hektar tepatnya di Bukit Gendol dan Bukit Ampyangan. Sampai saat ini sedikitnya ada 11 ribu pohon yang sudah disedekahkan Mbah Sadiman untuk alam.
Kesulitan Mendapatkan Bibit Pohon
Bibit pohon beringin tidak bisa didapatkan dengan gratis, terlebih lagi pohon tersebut memiliki fungsi yang penting dalam suksesi hutan. Oleh sebab itulah Mbah Sadiman yang hanya seorang petani kesulitan untuk mendapatkan bibit pohon Beringin yang di banderol dengan harga yang lumayan mahal terutama untuk petani seperti dirinya.
Satu bibit pohon saja di banderol dengan harga mulai dari 50 ribu itupun tidak semua bibit pohon bisa bertahan hidup. Mbah Sadiman pun mengembangkan bibit cengkeh yang nantinya bisa ditukarkan dengan bibit pohon jati. 10 bibit cengkeh hanya bisa ditukarkan dengan satu buah bibit pohon jati.
Mendapatkan Penghargaan
Mbah Sadiman tokoh penggerak penghijauan di Wonogiri pernah menjadi bintang tamu di acara bergengsi Kick Andy tepatnya pada tanggal 1 April 2016.
Tidak sampai di sana saja, Mbah Sadiman ini mendapatkan penghargaan Kick Andy Heroes Award 2016 setelah menyingkirkan 16 nominasi lainnya.
Di bulan April tahun 2015 Mbah Sadiman juga mendapatkan penghargaan dari Solo Award dalam kategori Lingkungan Hidup.
Demikianlah kisah dari Mbah Sadiman tokoh penggerak penghijauan di Wonogiri yang sangat mengagumkan, semoga kisahnya tersebut bermanfaat dan menginspirasi kita semua.