Program bank sampah merupakan ide gagasan pemerintahan Kota Semarang untuk menjaga kelestarian alam di sekitarnya.
Tumpukan sampah akan menjadi lebih bermanfaat ketika menemukan cara yang tepat untuk pengolahannya.
Cara pengolahan tumpukan sampah tersebut tentunya bermacam-macam, salah satunya dengan membuat program bank sampah.
Sampah tersebut bisa diolah menjadi kerajinan tangan, pupuk kompos, energi listrik dan masih banyak lagi.
Semua produk yang memiliki bahan murah tersebut akan menjadi lebih bermanfaat dan tentunya akan memiliki nilai jual lebih dari sebelumnya.
Kota terbesar ini telah memiliki banyak sekali program dalam pengolahan sampah termasuk dalam edukasi.
Seperti yang dilansir dari semarangkota.go.id, Kementrian Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengadakan edukasi program bank sampah sekolah untuk meningkatkan kepedulian dan peran siswa dalam mengola sampah.
Prestasi Program Bank Sampah di Semarang
Dimulai dari edukasi tentang pengolahan sampah sebuah perubahan terjadi di Kota Semarang.
Salah satu tempat yang menjadi bank sampah di Kota Semarang mendapatkan prestasi dari program bank sampah tersebut.
Adapun prestasi daerah di kota Semarang dan sekitarnya melalui program sampah yaitu:
1. Bank Sampah Resik Becik, di Krobokan
Slogan Resik Becik merupakan kepanjangan dari gerakan bersih & kreatif bersama ciptakan kemakmuran.
Alamat bank sampah di Semarang ini tempatnya di jl. Cokrokembang 11 kelurahan Krobokan, Semarang Barat.
Walaupun program bank sampah di Semarang ini terbilang baru namun antusiasi masyarakat dalam mengumpulkan sampah.
Antusiasi masyarakat sekitar memberikan peluang besar untuk mengembangkan bank sampah ini.
Bayangkan saja sebelum dilaunching, sudah banyak masyarkat yang menyetorkan sampah anorganik ke sana.
Sampah anorganik tersebut dihargai dengan nominal uang yang berbeda-beda mulai bungkus plastik dihargai Rp.10,- /lembar, sampai Rp. 1.400/kg bagi koran bekas.
Program bank sampah di Semarang ini telah memberikan kesejahteraan dalam perekonomian masyarkat.
Selain itu, bank sampah pula dapat mengurangi polusi lingkungan di kota tersebut.
Ada beberapa cara mendirikan bank sampah resik becik yaitu dengan melakukan pertemuan dan diskusi dengan BKM dan Pak lurah kemudian dilanjut dengan diskusi dengan beberapa tokoh yang mempunyai konsentrasi di sampah.
Setelah mendapatkan cara pengolahan sampah dilakukan sosialisasi kepada warga melalui perkumpulan dan door to door.
Pembentukan panitia pengolahan bank sampah diadakan setelah adanya persetujuan dari warga.
Sampah yang digunakan oleh masyarakat untuk diolah kembali menjadi produk tersebut bersumber dari TPA Jatibarang.
Sebelum adanya kesadaran dari masyarakat, TPA ini sangat kumuh dan tidak layak untuk dikunjungi.
Namun setelah ditemukan pengolahan sampah, dirintislah beberapa bank sampah di beberapa daerah.
Dalam pengolahan sampah tersebut memberikan sebuah kebanggaan tersendiri bagi kota Semarang, karena pemerintah Kerajaan Denmark ikut mendukung program pengolahan sampah tersebut.
Adapun bukti dukungan pemerintah kerajaan Denmark yaitu memberikan bantuan dana hibah senilai Rp. 30 miliar.
2. Bank Sampah Srikandhi
Dinamakan Srikandhi karena komunitas bank sampah Kota Semarang ini mayoritas perempuan dari beberapa gabungan mahasiswa di Kota Semarang, seperti Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Bank sampah ini didirikan pada tahun 2012.
Dalam program bank sampah ini mahasiswa bekerja sama dengan para pengrajin daur ulang di sebuah kampung dekat Perumahan Semarang Indah Semarang.
Kemudian barang-barang hasil kerajinan dari bahan plastik, kertas, dan lainnya yang sudah terbuat dipasarkan secara langsung maupun melalui media online.
Keberhasilan bank sampah Srikandhi ini mungkin belum mendapatkan prestasi seperti bank sampah resik becik yang mendapatkan bantuan dalam produksinya.
Namun prestasi ini perlu diacungi jempol sebagai kepedulian mahasiswa dalam menjaga lingkungan sekitar