Kota terbersih Semarang Setiap tahun, Kementrian Negara Lingkungan Hidup memberikan penghargaan Adipura terhadap kota-kota di Indonesia yang berhasil dalam melaksanakan program kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan.
Program Adipura pertama kali dilaksanakan pada tahun 1986. Meski pelaksanaannya sempat terhenti pada tahun 1998, Adipura kembali diadakan pada tahun 2002 dan terus dilaksanakan hingga kini.
Adapun kriteria penilaian terhadap kota-kota di Indonesia yang berhak mendapatkan penghargaan Adipura, yaitu:
- Secara fisik, kota yang berhak mendapatkan penghargaan Adipura adalah kota yang bersih dan teduh.
- Secara non-fisik, yakni bagaimana pengelolaan lingkungan kota yang dilakukan pemerintah kota (pemkot) meliputi: institusi, manajemen, dan daya tanggap.
Demi mewujudkan kriteria kota yang bersih dan pengelolaan lingkungan perkotaan yang baik, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat setempat.
Hal tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah Kota Semarang. Sebab itulah, Semarang berkali-kali meraih penghargaan Adipura selama enam tahun berturut-turut. Termasuk penghargaan Adipura yang diraih Kota Semarang pada bulan Agustus, 2017 lalu.
Peran pemerintah Kota Semarang Dalam Program Adipura
Seperti yang diketahui, pemerintah Kota Semarang tidak lama ini menciptakan sebuah inovasi menarik pada salah satu lingkungan kumuh di kotanya, yaitu Kampung Gunung Brintik. Sebuah kampung kumuh di pinggiran sungai Semarang, tepatnya di kelurahan Wonosari yang kemudian disulap menjadi kampung warna-warni. Kampung tersebut kini dijuluki sebagai ‘Kampung Pelangi’. Selain menjadi bagian dari kota yang bersih, Kampung Pelangi juga menarik perhatian masyarakat, bahkan manca negara. Orang-orang berkunjung ke Kampung Pelangi untuk berwisata foto.
Gagasan untuk mengubah kampung kumuh menjadi kampung warna-warni yang menarik, memang bukanlah pertama kali di Indonesia. Kota-kota lain seperti Malang, Lubuklinggau, Balikpapan, juga memiliki tema kampung serupa.
Penghargaan Adipura yang diraih Kota Semarang, juga tak lepas dari peran pemerintah kota dalam pengelolaan sampah. Sampah-sampah di Kota Semarang diolah menjadi pembangkit listrik tenaga sampah dan gas metana. Hal tersebut menjadi suatu terobosan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Kota Semarang. Selain itu, pemerintah kota juga memiliki program menarik, yakni Sistem Pengendalian Kota Pintar. Pintar dalam berhemat energi.
Jika dilihat secara fisik, Kota Semarang memang banyak sekali perubahan. Ruang terbuka hijau di Semarang semakin bertambah. Lahan-lahan kosong kini berubah menjadi taman kota yang aktif, pun program penghijauan di tempat umum seperti: puskesmas, pasar, pertokoan, sekolah, pemukiman warga, bahkan di tempat sarana transportasi.
Peran Masyarakat Kota Semarang Dalam Program Adipura
Program Adipura tak akan sukses dilaksanakan oleh suatu kota, tanpa adanya kerjasama atau peran masyarakat kota itu sendiri. Untuk itu, masyarakat wajib mendukung program yang dijalankan pemerintah kota agar tujuan menjadi kota yang bersih dapat tercapai.
Seperti yang dilakukan masyarakat Kota Semarang. Masyarakat menumbuhkan kesadaran dan bahu membahu demi menjaga kebersihan lingkungan setempat. Mulai dari rumah tempat tinggal, lingkungan perkampungan, serta menjaga kebersihan di tempat sarana umum. Petugas sampah dengan truk-truk sampahnya, juga ambil bagian dalam terwujudnya kebersihan kota.
Tidak dipungkiri, menjaga kebersihan di setiap sudut kota memang cukup sulit. Hal itu juga diakui oleh pemerintah Kota Semarang. Namun, pemerintah Kota Semarang sangat berterima kasih ke pada seluruh masyarakat atas dukungan dan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga, Kota Semarang menjadi kota yang bersih, teduh, dan menarik. Penghargaan Adipura pun dapat diraih kembali oleh Pemerintah Kota Semarang.
1 Komentar
Kenapa kota semarang bisa bersih? Dan bagaimana pemerintah dan masyrakat kota semarang mempertahankan untuk bisa kota semarang tidak kotor lagi dan tetap brsih?