Mahasiswa Semarang Menyulap teknologi menjadi tong sampah, pastinya kita sebagai pendengar akan bertanya-tanya bagaimana bisa teknologi tong sampah mahasiswa semarang. Segala hal di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Asal kita mau berusaha, Tuhan pasti memberikan jalan. Nah, karena itu, kamu harus tahu bagaimana mahasiswa Semarang bersama kawan pemuda lainnya mengaplikasikan kepeduliannya akan limbah sampah yang kiranya, kamu sudah mafhum bagaimana kondisi sampah-sampah di berbagai pelosok desa, pada umumnya, begitu memprihatinkan. Kondisi ironis itu diperjelas dengan letak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang biasanya tidak jauh dari lokasi pemukiman warga. Hal ini menjadikan pemandangan tampak seperti pemukiman kumuh.
Memanfaatkan Teknologi Sebagai Solusi
Baru-baru ini, jagat online juga digegerkan dengan berita walikota Semarang, Hendrar Prihadi, dan walikota Tripoli, Lebanon, Ahmad Kamareddin, yang telah mengadakan pertemuan di balai kota Semarang, guna mendiskusikan problem pengolahan sampah di kota yang rencananya akan dijadikan rujukan wisata alternatif haji dan umroh (selain Turki dan Mesir) itu. Pasalnya, di Tripoli, upaya daur ulang sampah yang semula berjumlah sekitar 350 ton per hari, kini meningkat pesat menjadi 450-500 ton per hari. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah volume penduduk, yakni pengungsi dari Suriyah.
Seperti yang kita ketahui, mahasiswa Semarang dan pemuda lainnya juga melakukan berbagai inovasi untuk menanggulangi polemik sampah di berbagai wilayah di Semarang dengan penanganan yang energik dan solutif, yakni menyulap teknologi tong sampah semarang. Kepedulian terhadap limbah sampah yang dirasakan warga Semarang, khususnya kaum terpelajar dan juga pemerintah setempat pada zaman teknologi ini layak mendapatkan apresiasi. Di samping itu juga, patut dijadikan inspirasi bagi daerah bahkan negara lain.
Mengaplikasikan Teknologi Sebagai Tong Sampah
Solusi yang ditawarkan kaum terpelajar dalam menangani pelbagai macam jenis sampah sangat beragam. Mulai dari mengadakan workshop-workshop peduli lingkungan sampai menyulap teknologi menjadi tong sampah. Ferrindo Tito, adalah salah satu pemuda asal Semarang yang bergerak di bidang pengolahan sampah melalui teknologi bersama rekan mahasiswa Semarang dan warga lainnya. Ia membuat situs sampahmuda.com sebagai fasilitas penanggulangan sampah dari berbagai wilayah, khususnya di Semarang.
Situs ini dibuat sejak 2016 lalu dan memalui situs itu juga tidak sedikit warga Semarang yang mengaksesnya. Sistem kerjanya, sampah yang telah dikumpulkan oleh warga di rumahnya masing-masing akan dijemput oleh tim dan akan diproses selanjutnya. Pastinya sampah yang telah dibuang oleh warga melalui situs ini tidak akan didiamkan begitu saja, akan tetapi didaur ulang kembali. Selain itu, warga juga akan mendapat keuntungan, sebab sampah yang dibuang memalui tim ini dihargai sekitar 700k sampai 3.000k. Kemudian, uang akan ditransfer memalui akun GoPay. Luar biasa bukan!?
Mengajak Masyarakat Peduli Lingkungan
Selain itu, tidak sedikit mahasiswa Semarang yang melakukan workshop-workshop peduli lingkungan bersama penduduk setempat. Kegiatan sosial yang dilakukan bertujuan untuk mengajak masyarakat semakin peduli akan kebersihan lingkungan dan tentunya agar tidak membuang sampah sembarangan. Warga juga diajak mengenali sampah sejak dini, terutama bagi anak-anak, melalui program funlearning, baik menonton video dongeng interaktif atau games.
Pemanfaatan teknologi seabgai sarana pengembangan inovasi, baik menyulap teknologi menjadi tong sampah maupun sebagai sistem pembelajaran bagi warga oleh mahasiswa Semarang dan teknologi sampah ini sangat patut untuk kita apresiasi. Sebab, di samping teknologi semakin mendahului akal pikiran kita, juga seringkali membuat kita terlena akan kenyamanannya. Maka dari itu, perlu kita tiru apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita ini.