Maggot kurangi sampah organik

Hingga saat ini permasalahan sampah masih menjadi salah satu pekerjaan rumah untuk Kota Semarang. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Kota Semarang menghasilkan 431,085.22 ton sampah pada tahun 2022.

Dominan sampah yang ada di Kota Semarang berasal dari sampah organik, yang biasanya mudah membusuk dan harus segera dialihkan dari sumbernya sebelum menimbulkan bau dan masalah sanitasi. Sampah organik adalah sampah dari sisa makanan. Limbah ini adalah sisa pembuangan dari berbagai tempat sampah diantaranya pabrik pengolahan makanan, dapur domestik (rumah tangga), dapur umum, kantin dan restoran.

Salah satu upaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang untuk mengelola limbah sampah organik adalah dengan menggunakan bantuan dari maggot.

Apa Itu Maggot
Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa.

Siklus Hidup Maggot
1. Fase Telur
Lalat betina bertelur 300 –1000 telur di tempat lembab guna membatasi hilangnya air dari dalam telur. Lalat betina meletakkan telurnya dekat dengan telur lalat lain karena lalat betina akan segera mati setelah bertelur.
2. Fase Maggot
Maggot menetas akan mencari sampah organik sebagai pakan. Fase maggot umumnya dapat makan hingga usia 21 hari setelah menetas. Maggot tidak kanibal sehingga aman apabila ketersediaan pakan terhambat.
3. Fase Pre Pupa
Maggot ini akan berubah menjadi prepupa yang ditandai dengan perubahan warna dari krem menjadi coklat kehitaman dan migrasi ke tempat yang lebih kering. Persiapan ini menuju fase pupa.
4. Fasae Pupa
Ini adalah fase terakhir, dimana fase ini tidak bergerak, kulitnya menjadi kaku dan kaya dengan garam kalsium untuk membentuk selubung berwarna hitam. Yang disebut dengan Puparium.
5. Fase Lalat Dewasa
Secara umum metamorposis akan lengkap dalam waktu 2 minggu. Proses kawin (mating) akan berlangsung setelah 2 hari. Maggot hidup dari energy yang tersimpan selama perkembangan larva untuk menjaga kondisi optimal jika diberikan minum untuk mengurangi dehidrasi.

Maggot di TPA Jatibarang DLH Kota Semarang
Di Tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang memanfaatkan maggot untuk

Ternak Maggot di TPA Jatibarang

Di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang memanfaatkan maggot untuk mengurangi sampah organik. 1 kg maggot bisa menghabiskan sampah organik 3 kg sampai 5 kg.

Pengelola dan pengembang maggot di TPA Jatibarang, Joko Hartono mengatakan bahwa ternak maggot sangat sederhana dimana tidak butuh air dan listrik. Ternak maggot bisa dari berbagai skala mulai rumahan, menengah, bahkan industri. Disamping menguraikan sampah organik, maggot bisa untuk pakan hewan seperti ikan, ayam, burung, dll. Selain itu, maggot juga bisa dibuat menjadi bahan pokok makanan yaitu, tepung.

Terlepas dari nilai lingkungan, maggot juga memiliki nilai ekonomis. Saat ini, ternak maggot sangat menggiurkan. Bahkan 1 kg maggot berkisar di harga 5000 sampai Rp 8000 rupiah.