Bank Sampah KSM Raos Emi, Tingkatkan Daya Wirausaha Warga, bank sampah saat ini seolah menjadi fenomena tersendiri untuk mengurangi sampah di rumah-rumah warga. Salah satunya adalah bank sampah ksm raos emi yang terletak di perum plamongan hijau, klurahan pedurungan kidul, Semarang. Bank sampah ini memiliki prinsip seperti ini, meningkatkan edukasi yang berfokus pada efektifitas dan efisiensi serta pola hidup hemat sumber daya alam dalam keseimbangan prinsip prinsip ekosistem dengan pengurangan timbunan sampah,pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomi dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, memberdayakan masyarakat berwirausaha.
Wirausaha Bank sampah KSM Raos Emi dikembangkan bulan Agustus tahun 2016 memiliki anggota aktif sejumlah 147 orang (Kartu keluarga). Meski baru sebentar terbentuk yakni pada 15 Januari 2015, namun bank sampah ini tergolong bank sampah yang aktif dan massif dalam setiap kegiatannya. Sistem kelola sampahnya yakni sebagai berikut :
- Pilah sampah kering an organik dilakukan dimasing masing rumah tangga/nasabah bank sampah dan atau per dasa wisma.
- Satu Minggu 2(dua) kali / Sabtu dan Minggu disetor ke Bank sampah yaitu paa hari sabtu jam 08.00-11.00 dan Minggu 08.00 – 10.30 sehabis senam Lansia dilakukan pilah sampah dan penimbangan.
- Pilah sampah setoran semua nasabah bank sampah dan penimbangan dilakukan di teras. Kantor / Gudang Bank sampah. (Sabtu Minggu).
- Dalam sebulan(bila gudang sampah) sudah penuh dilakukan lelang penjualan ke para pengepul / pembeli / Bandar pengepul berdasarkan jenis sampah pilah.
- Hasil lelang penjualan 85 % dibagikan ke Nasabah masuk dalam buku tabungan nasabah. Bank sampah, 15 % bagi hasil untuk operasional Bank sampah.
- Sampah Limbah dapur sayur masur daun sisa dan daun ranting pohon diolah di TPST di buat Kompos.Sampah tidak terolah dimasukan kontainer di TPS>TPA
Kondisi sebelum dan sesudah ada bank sampah
Sebelum ada komunitas bank sampah semarang warga belum begitu perdulki dengan sampah rumah tangga adalah, kondisi lingkungan sebelum ada bank sampah yaitu sampah Rumah tangga tidak terpilah, teronggok didepan rumah, menunggu diangkut petugas sampah lingkungan masing masing RW/RT. Sampah depan rumah diangkut petugas sampah seminggu dua kali dikordinir pengurus RW, dengan ada Iuran per KK dikordinir pengurus PKK RT.
Karena belum terpilah olah volume TPS sehari mencapai dua kontainer +/- 4 ton dari sampah jumlah KK +/- 563 Kepala Keluarga. Dimusim Hujan menimbulkan bau bila kontainer penuh belum terangkut ke TPA. Kondisi TPS berserakan sampah karena banyak pemulung yang memanfaatkan limbah di TPS jumlah pemulung per hari +/- 15 orang (pendatang).
Kemudian kondisi setelah adanya kegiatan bank sampah yakni kapasitas kontainer sehari hanya terisi satu kontainer dari yang tadinya dua kontainer,karena sampah lainnya diolah di Bank sampah. Lingkungan TPS menjadi terkontrol bersih karena dibentuk Satgas paguyuban petugas Sampah lingkungan yang dibayar warga RT/RW. Dibuatkan pagar keliling/pagar bumi di TPS dan sampah yang di buang kontainer hanya sampah yang tidak terolah.
Bank sampah ini mendapat bimbingan dan pantauan langsung dari BLH Kota Semarang. Kemandiriannya patut diacungi sebagai wadah pengembangan wirausah sampah rumah tangga. Daerah-daerah lain dapat meniru bank sampah ini. Sampah adalah momok bagi masyarakat, yang apabila dibiarkan tak terurus akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat itu sendiri. Kerugian bisa berupa penyakit, bencana alam dan banyak lainnya.
Itulah tadi artikel mengenai salah satu bank sampah di Semarang, tepatnya di daerah Pedurungan Kidul, Semarang. Semoga bermanfaat untuk dibaca.