Salah satu program pemerintah Indonesia adalah terus meningkatkan kinerja dalam menangulangi sampah di daerah masing-masing. Program kerja ini juga dilakukan oleh pemerintah di daerah ibu kota Jawa Tengah yaitu Kota Semarang. Kota metropolitan ini jumlah penduduknya mencapai 1,6 juta jiwa dengan menghasilkan 1.000 ton sampah setiap harinya.
Tumpukan sampah yang berada di beberapa TPA Kota Semarang menjadi perhatian pemerintah dan warga setempat. Mereka tidak ingin kejadian dimasa silam terulang kembali. Tewasnya 141 orang akibat longsor di TPA Leuwi Gajah. Namun mencoba mencari cara untuk menanggulangi sampah di beberapa titik yang dapat mengakibatkan dampak negatif bagi warga sekitar. Berikut ini 5 Program Pemerintah Kota Semarang untuk menangulangi sampah.
5 Program Pemerintah Kota Semarang untuk Menangulangi Sampah
Menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia, Kota Semarang berpotensi menghasilkan sampah terbanyak diantara kota lainnya di Indoensia. Hal ini memicu pemerintah membuat beberapa program yang dapat menangulangi sampah yang ada di kota tersebut. Berikut lima program pemerintah Kota Semarang untuk menangulangi sampah antara lain:
1. Pembagian Tugas Yang Jelas
Keberhasilan Semarang menjadi perwakilan Indoneisa di ajang bergengsi seperti ASEAN clean tourist city 2017, tidak akan berjalan lancer tanpa adanya kerja sama dengan semua elmen masyarakat setempat. Pembagian tugas yang dimaksud seperti KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) merupakan pelaksana teknis pengolahan sampah terpadu, Pengadaan TPS (Tempat Penampungan Sementara) dibawah naungan aparat di masing-masing kecamatan. Sampai kekelurahan yang akan mengontrol dan menangani permasalahan lingkungan di kelurahan.
2. Pembuatan Jalur Khusus Bagi Truk Sampah
Ini merupakan program pemerintah kota Semarang untuk menangulangi sampah yang menggunung. Program ini berfungsi agar truk yang mengangkut sampah ke tempat pengolahan sampah terdekat bisa bergerak dengan bebas. Pembuatan jalur khusus bagi truk pengangkat sampah ini dapat ditemukan di TPA Jatibarang. Sampah yang diangkut nantinya akan diolah kembali menjadi sesuatu yang dapat digunakan menjadi pupuk bagi lahan pertanian.
3. Penerapan Sistem Landfilled
Penerapan system Landfill atau lebih dikenal dengan pemilihan sampah organik dan non organik menjadi progam pemerintah kota Semarang. Sistem landfill ini dilakukan untuk menghasilkan barang siap pakai. Sampah organik nantinya akan dijadikan kompos sedangkan sampah non organik akan dijadikan barang langsung jadi seperti kerajinan tangan, dan spot foto. Program sekala nasional PLTSa yakni pembangkit listrik tenaga akan dilakukan tahun 2018 mendatang. Program menangulangi sampah yang dilakukan di TPA Jatibarang ini membuat Denmark ikut berinvestasi demi kelancaran program tersebut.
4. Bekerjasama Dengan Perusahaan di Semarang
Jalinan persaudaraan antara pemerintah, rakyat, dan pemilik perusahaan merupakan hal yang harus diperhatikan. Tujuannya agar program pemrintah kota Semarang untuk menangulangi sampah di kota tersebut dapat berjalan secara optimal. Hal ini dapat kita lihat bagaimana keikutsertaan ketiga elmen tersebut dalam membangun desa buah di desa Diawak dan desa Bergas.
Air limbah yang dihasilkan dari pabrik yang ada di dekat sana dibuat sebuah tempat untuk dilakukan pengolahan yang digunakan untuk kesuburan lahan pertanian. Kegiatan ini pula didukung oleh lapisan masyarakat sehingga memberikan dampak positif bagi kehidupan perekonomian warga.
5. Kantong Plastik Prabayar
Akibat Indonesia menjadi peringkat kedua sedunia dalam menghasilkan sampah plastik, membuat pemerintah Semarang mengadakan program kantong plastik prabayar. Program ini bertujuan untuk meminimalisir angka dari jumlah sampah yang ada di Indonesia. Balai Lingkungan Hidup (BLH) Semarang me-launching kegiatan tersebut di area Simpang Lima ketika Care Free Day di tahun lalu. Setiap pembelanjaan dengan menggunakan kantong plastic akan dikenakan tarif sebesar Rp. 200,-
Itulah lima program pemerintah Kota Semarang untuk menanggulangi sampah yang ada di kota tersebut. Kelima program tersebut ternyata membawa Kota Semarang mewakili Indonesia dan akan bersaing dengan negara tetangga di kota bersih se-ASEAN.
1 Komentar
Yang terhormat pimpinan dinas lingkungan hidup nama saya Didik saya tinggal di Ungaran, saya jngin berpartisipasi dalam pengolahan sampah organik terlebih lebih limbah pasar . Saya sedang budidaya maggot bsf yg salah satu fungsinya sebagai mesin biokonversi limbah organik apabila berkenan saya bisa presentasikan kegiatan kami terimakasih