Kamis, 19 November 2020

0

4 Kawasan Konservasi Alam di Pulau Jawa

Bagikan artikel ini

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on google

Konservasi alam adalah upaya untuk melestarikan dan memanfaatkan alam demi keseimbangan dan keberlangsungan hidup. Berbagai permasalahan alam bisa diatasi dengan kegiatan konservasi yang sesuai.

Kegiatan ini perlu melibatkan masyarakat setempat sebagai pelestarinya. Salah satu masyarakat yang sudah bisa merasakan hasilnya adalah masyarakat yang berada di kawasan Jawa.

Berikut adalah beberapa kawasan di Jawa yang berhasil dengan program konservasi alamnya;

1. Konservasi Alam di Taman Nasional Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri adalah objek konservasi alam di Pulau Jawa yang terletak di Pesanggaran, wilayah Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur.

Taman ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak tahun 1931 karena kekayaan alamnya yang melimpah Taman yang disebut-sebut sebagai surga flora dan fauna dengan pantai yang mempesona, bersembunyi di balik hutan hujan hijau yang subur.

Di dalamnya masih terdapat banyak tanaman langka, seperti bunga Zollingeriana Rafflesia, Balanphora Fungosa, api-api, nyamplung, rengas, dan berbagai tanaman obat.

Berbagai satwa langka seperti banteng, rusa, kucing hutan dan harimau Jawa berbelang-belang masih dilindungi di kawasan ini.

Penyu adalah salah satu satwa khas yang dapat Anda jumpai di Taman Nasioanal Meru Betiri. Jenis penyu langka seperti penyu hijau, penyu lekang, penyu belimbing, penyu sisik ditangkar di Pantai Sukamade, ujung timur Meru Betiri.

Pada tahun 1979, telur penyu Sukamade masih sering diburu oleh para pengumpul penyu. Namun, sekarang pengumpulan, pemindahan anak dan penangkapan penyu dilarang karena penyu hijau adalah satwa yang dilindungi.

Konservasi penyu di Taman Nasional Meru Betiri terhitung sukses karena penyu hijau masih bisa dijumpai dalam jumlah banyak disana.

Tak hanya sukses dalam konservasi penyu, namun juga berbagai flora dan fauna langka yang lain. Sebab, di Taman Nasional Meru Betiri masih tersimpan dan terlestarikan banyak spesies yang sudah susah dijumpai di alam Indonesia.

2. Konservasi Laut di Taman Nasional Karimunjawa

Kawasan konservasi alam lainnya di pulau Jawa adalah Taman Nasional Karimunjawa, yang terdiri dari 27 pulau besar dan kecil.

Kawasan perlindungan ini adalah konservasi laut pertama di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Sistem terumbu pesisir sebagai upaya konservasi jangka panjang telah melindungi berbagai jenis ikan dan satwa langka seperti penyu dan burung laut.

Padahal pada tahun 2006, kawasan Karimunjawa dan sumber daya alamnya terancam disebabkan oleh pengambilan ikan yang berlebihan.

Namun, kondisi buruk ini berhasil dilewati berkat partisipasi masyarakat sendiri dalam pengelolalan perikanan di Karimun Jawa.

Para nelayan di Kepulauan Karimunjawa dapat bernapas lega dan melakukan pengambilan ikan yang berkelanjutan setelah berhasil dalam konservasi laut.

Konservasi ini berupa program pengelolaaan dan sistem insentif ekonomi dari pengembangan ekoturisme dan pengembangan bisnis lokal.

Program ini dilaksanakan untuk mengurangi resiko dan tekanan dari aktivitas mencari ikan, demi peningkatan tarif hidup nelayan dan keberlangsungan alam sekitar.

Program ini sudah bisa dirasakan manfaatnya, terbukti dengan stabilitas biomassa terumbu karang dan juga stabilitas kondisi soisal ekonomi masyarakat.

Jadi, konservasi laut berhasil menciptakan hubungan timbal balik yang baik anatara ekosistem laut dan para nelayan di Karimun Jawa.

3. Konservasi Owa Jawa

Balai konservasi sumber daya alam wilayah Jawa Barat menyebutkan Konservasi Owa Jawa semakin langka, kera kecil berwarna abu-abu dengan rambut lebat di sekujur tubuhnya.

Owa Jawa termasuk dalam salah satu satwa yang terancam tingkat kepunahan tinggi sejak tahun 2008 oleh The International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kemudian, konservasi satwa endemik Owa Jawa dilakukan oleh PT. Pertamina EF Field Subang bekerjasama dengan Yayasan Owa Jawa (YOJ).

Kegiatan konservasi meliputi penyelamatan, rehabilitasi, pelepasliaran, reintroduksi, monitoring Owa Jawa dan edukasi masyarakat sekitar.

Kegiatan ini telah berhasil dilaksanakan di Javan Gibbon Center, Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Saat ini, telah dilakukan rehabilitasi sebanyak 28 individu Owa Jawa dan 6 individu yang dilepaskan secara liar ke habitat aslinya.

Konservasi Owa Jawa telah menununjukkan hasil positif bagi keberlangsungan hidup primata endemik yang langka itu.

4. Konservasi Alam di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Konservasi alam Taman Nasional Gunung Halimun-Salak adalah kawasan hutan hujan dataran rendah yang terdapat di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Taman Nasional ini dianggap sebagai kawasan konservasi yang penting. Sebab, hutan hujan di kawasan ini berfungsi sebagai tangkapan air untuk masyarakat yang berada di sekitanya.

Selain menguntungkan masyarakat, taman ini masih menyimpan keanekaragaman hayati yang melimpah seperti Elang Jawa, Tutul jawa dan Surili.

Sebagai kawasan konservasi, Taman ini dinilai sukses memiliki keseimbangan ekosistem alam yang stabil.

Itulah beberapa kawasan di Jawa yang sukses dengan proses konservasi alamnya.

Tak hanya hidup masyarakat Jawa yang terselamatkan, namun juga berbagai spesies Jawa masih tetap bisa terlestarikan.

Konservasi alam telah menciptakan hubungan yang baik antar sesama makhluk hidup, sebab semua makhluk hidup juga berhak untuk hidup damai dan tetap berdampingan.

Ciptakan surga kecil yang indah di sekitar Anda dengan upaya konservasi alam.

Baca juga

Apa komentar kamu?

Jalan Tapak, Tugurejo, Semarang,
Jawa Tengah, 50151
Jam Pelayanan:
Sen – Jum: 08:00 – 16:00 WIB

Temukan Kami

Hubungi Kami

Copyright © 2024. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang