Rahasia pengolahan sampah di Swedia sangat menginspirasi. Menjadi sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan ketika melihat tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah yang berserakan menyebabkan bau tak sedap dan mendatangkan penyakit seperti malaria, diare, dan penyakit kulit. Ditambah lagi dengan air limbah yang dibuang ke sungai dan laut yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar. Hal ini tentunya dapat membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut jauh dari pola hidup sehat.
Kebersihan air, tanah, udara serta prasrana yang lain merupakan impian bagi seluruh penduduk dunia. Hingga tak heran, beberapa negara mencoba untuk menemukan cara yang tepat untuk mewujudkan impian tersebut. Salah satu negara yang menjadi acuan sebagai negara terbaik dalam mengelola limbah dan sampah yaitu Swedia.
Negara terluas ketiga di benua Eropa ini telah berhasil melakukan pengolahan sampah dan air limbah untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Negara terkaya ketujuh di dunia ini telah menekan angka limbah yang ada di negara-negara Eropa dari 38 persen menjadi satu persen. Sungguh hal ini membuat negara maju dan berkembang di dunia mencoba untuk mengetahui 3 rahasia pengolahan sampah di Swedia..
Rahasia Pengolahan Sampah di Swedia
Sebagian negara merasa bingung untuk melakukan pengolahan sampah yang berserahkan dimana-mana. Salah satu yang menyebabkan volume sampah semakin menggunung yaitu semain tingginya tingkat angka kepadatan penduduk suatu negara. Pastinya, Tiongkok dengan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia menduduki perningkat pertama dalam pencemaran pembuangan sampah plastic ke laut dengan 262,9 juta ton. Kemudian disusul urutan kedua dan ketiga Indonesia dengan jumlah 187,2 juta ton, dan Filipina dengan jumlah 83,4 juta ton. Sehingga Swedia menjadi negara yang mengimpor sampah dari negara tersebut. 3 Rahasia pengolahan sampah di Swedia antara lain:
- Memanfaatkan Energi Murah
Pada umumnya sampah hanya akan memberikan dampak negative dalam kehidupan, sehingga membuat sampah tidak ada gunanya. Lain halnya di Swedia yang menjadikan sampah feses menjadi fosfor dan urine menjadi nitrogen. Sisa ampas sampah yang menjadi fosfor dan urine kemudian dijadikan bahan untuk bahan bakar bis kota serta kompos sebagai pupuk lahan pertanian.
Pengolahan limbah dilakukan melalui tiga proses. Pertama, proses mekanis yang dilakukan dengan penyaringan dan pemisahan berbagai jenis sampah dalam air limbah seperti tisu, kapas dan lainnya. Kedua, proses kimiawi yang akan menyisakan lumpur endapan yang baik sekali untuk menghasilkan biogas. Ketiga, proses biologi mengonversi limbah, nitrogen, menjadi gas nitrogen yang dapat dinikmati di alam bebas. Proses ketiga ini memerlukan bakteri khusus dalam penggunaannya.
- Kesadaran Masyarakat
Negara Swedia bukanlah negara yang miskin di benua Eropa, karena potensi yang digunkan sebagai bahan bakar pemanas tersedia dalam bentuk biomassa. Namun karena kesadaran masyarakat akan sumber daya alam sangat tinggi, maka mereka membuat trobosan baru yaitu dengan pengolahan sampah dalam kehidupannya. Sehingga tak heran negara ini disebut negara pengimpor sampah terbesar di dunia.
Sebuah penelitian pada tahun 2008 menujukan bahwa 87 persen masyarakat mengambil langkah secara personal untuk mengurangi emisi CO2 yang mereka hasilkan. Pada umumnya mereka lebih suka dengan mendaur ulang bahan-bahan yang telah dipakai, Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka mendukung penggunaan teknologi pengolahan sampah menjadi energy. Teknologi yang dipakai sebagai pengolahan tersebut lebih dikenal dengan waste to energy (WTE) seperti insinerasi.
- Kebijakan yang Ketat
Sejak ditetapkannya pajak tinggi untuk bahan bakar fosil pada tahun 1991, kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah di Swedia meningkat. Ini karena semua kebutuhan dapat mereka dapatkan dari sampah yang di daur ulang menjadi bahan bakar dan kompos, bahkan menjadi udara sehat.
Kebijakan yang ketat dengan didukung oleh teknologi yang canggih membuat cara berfikir masyarakat Swedia menggunakan energy terbaru yang murah. Perbandingan yang dirasakan yaitu ketika pajak batu bara 0.093 SEK/kWh sedangkan sampah rumah tangga lebih murah sekitar 0.032 SEK/Kwh.
Tiga rahasia pengolahan sampah di Swedia memberikan kesadaran kepada dunia bahwa sampah akan selalu berguna dengan pengolahan yang baik dan benar. Tentunya hal ini harus disertai kepemilikan alat berteknologi tinggi sehingga dapat berjalan dengan lancer.
1 Komentar
Saya sangat setuju dengan cara cara pengolahan sampah di swedia yang harus ditiru oleh seluruh warga negara indonesia mengingat indonesia penyumbang sampah ke dua di dunia